Senin, 21 Desember 2015

Jangan ragu untuk menulis, menulislah!

Menulis itu karya, apalagi kalau kita menulis hal yang baik-baik atau bermanfaat tidak untuk hal negatif, maksiat atau yang banyak mudharatnya. Puisi, lagu, cerpen, berita, artikel dan lain lain. Banyak cara untuk menulis dan masih banyak hal yang perlu ditulis. Jujur, kalau dari gue sendiri gue baru sanggup untuk menulis puisi, lagu dan sekarang (dipaksa) untuk bisa menulis berita juga karena gue mahasiswi jurnalistik (YHA) hahaha..
Selama ini, gue udah nulis lagu sebanyak 12 lagu dan dari 12 lagu cuma 4 yang dikenal orang dan 1 yang benar-benar dikenal orang (YHA) itu juga terkenal sama orang-orang yang mengetahui soundcloud gue (( HMM, Btw ini akun soundcloud gue soundcloud.com/shintyaam )) (YHA promo) dan temen-temen SMA gue aja, selebihnya? didengerin sendiri dan memaksa orangtua untuk mendengarkan dengan cara mengambil hape mereka dan mengirimkan lagu gue lewat bluetooth secara paksa. Huft.
Kalau masalah puisi, gue gatau pasti udah berapa puisi yang berhasil gue buat tapi yang jelas gue masih inget persis gimana keadaan gue berhasil membuat puisi pertama gue. Mau baca gak? Iya, baca aja ya...

Jadi gini, tahun 2006 Indonesia kan mengalami bencana alam yang dahsyat tuh di bumi Jogjakarta, lebih tepatnya peristiwa gempa bantul. Nah, emak gue lagi nonton berita tuh sambil nyetrika baju. Btw, tahun 2006 gue masih anak kelas 4. Sambil nontonin emak gue yang lagi nonton berita /? gue berinisiatif mengambil buku coret-coretan gue (fyi, gue setiap bulan sampe sekarang nih punya satu buku yang fungsinya cuma menjadi tempat corat-coret) dan pensil. Dikarenakan tugas gue untuk ngebalik-balikin baju yang mau digosok (If you're a good daughter, surely u know what i mean) dan gue gajelas mau ngapain lagi....tertiba-tiba tau roh darimana /? membuat puisi lah gue...seadanya, berbekal ilmu puisi yang diajarkan di pelajaran bahasa Indonesia seperti rima, bait dan teman-temannya. Taraaaa, jadilah puisi gue. Sayang, puisi otentiknya sudah tidak tahu kemana mau nulis ulang jadinya gak asli tapi gue masih inget jelas kalau judul puisinya itu "Gempa di bumi jogja". Saking bangganya dengan puisi-apaan-itu yang berhasil gua bikin dalam jangka waktu sekitar 10 menit gue memberi tahu emak gue, gue pikir ya biasa sih.. beliau tipikal orang yang menanggapi ocehan anak-anaknya biasa aja. BIASA AJA. Tak dinyana kawan.. pada hari itu.. beliau begitu bangga karena anak perempuannya yang baru kelas 4 SD yang rajin merawat adiknya ini #anjay bisa bikin puisi wkwkwk, gue inget waktu itu pas sore-sorenya mama (sebenarnya aku memanggil wanita cantik ini mama, kalau lagi sadar) lagi ngumpul sama ibu-ibu komplek eh puisi gua dibawa anjas :') dibanggain ke ibu-ibu "Ih mama astrid.. mama dhea... mama dwi.. ini si kakak (panggilan gue) pinter banget tadi sambil nemenin saya nyetrika eh jadi deh puisi satu" karena begitu senangnya ngeliat mama sebegitunya dan dikarenakan ambisi gue hidup hanya untuk Allah dan mama.. maka sejak saat itu gue mulai produktif membuat puisi dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun.

Gue gapernah usaha serius atau kerja keras dalam mengikuti lomba cipta puisi, mungkin itu yang menyebabkan gue gapernah menang. Tapi, karena berita gue (Alhamdulillah) bisa bikin puisi dan lagu ini dari SD sampai SMA gue jadi target utama 'tempat meminta tolong untuk membuat puisi dan lagu'. Huft, yaudahsih gapapa seneng juga sebenarnya.

Gila, bawel banget ya gue sumpah wkwk.
Etapi sumpah deh, menulis itu asik banget kok! Sekali lagi, menulis dalam hal-hal baik. Dengan menulis, lo bisa menumpahkan segala emosi, perasaan, pikiran dan bisa juga curahan hati lo yang gak tersampaikan. Bahkan nih menurut gue, menulis itu bisa ngasah pikiran lo biar lebih tajem lagi. Kenapa gitu? Ya karena sebenarnya ga ada tuh yang namanya kehabisan ide, wong kehidupan setiap detiknya selalu beda dan baru kok, yang ada mood yang hancur yang bikin lo gak bisa nulis, tapi dengan lo ada keinginan menulis lo dipaksa untuk menumpahkan segala ide lo dalam tulisan, apalagi untuk mahasiswa jurnalistik (hmm, curhat lagi), mau lo lagi gak mood atau ber-alibi gak ada ide. Nulis ya nulis! Harga mati untuk IP di semester nanti (YHA)

Itu sekilas (anjir sepanjang itu sekilas) cerita gue tentang menulis.
Nih kalau butuh testimoni atau kata-kata menulis dari yang memang benar-benar 'penulis', gue udah ambil menurut gue yang kalimat-kalimatnya emang dahsyat dan menyentuh abis nih.

Ini dia.....


“Kesusastraan adalah hasil proses yang berjerih payah, dan tiap orang yang pernah menulis karya sastra tahu: ini bukan sekadar soal keterampilan teknik. Menulis menghasilkan sebuah prosa atau puisi yang terbaik dari diri kita adalah proses yang minta pengerahan batin.

(Caping 3, h. 424)”
Goenawan Mohamad



“Saya menulis bukan hanya untuk dunia, tetapi juga demi akhirat saya.”
Helvy Tiana Rosa


“Kalau usiamu tak mampu menyamai usia dunia, maka menulislah. Menulis mperpanjang ada-mu di dunia dan amalmu di akhirat kelak.”
Helvy Tiana Rosa

“Sastra bisa menampung semua gejolak dalam diri, mengurangi derita serta membuatmu lebih peka serta berdaya.”
Helvy Tiana Rosa

“Menulis itu menenangkan pikiran dan nurani yang nyeri.”
Helvy Tiana Rosa

“Setiap kali menulis, semua peristiwa terasa dekat kembali, seolah aku mengalaminya lagi. Sungguh sangat nikmat.”
Dedi Padiku, Mengejar Ngejar Mimpi: "Diary Kocak Pemuda Nekat"  

“Berbicaralah dan menulislah hal yang baik-baik dan bermanfaat. Jangan sekali-kali kamu menyakiti perasaan orang lain.”
Amiruddin Sani Lubis 


“Ikatlah ilmu dengan menulis.” ― Ali Bin Abi Thalib ra





The best one i guess is...

“Aku menulis bukan semata-mata karena aku ingin menjadi penulis. Aku menulis, karena aku ingin menulis. Seperti halnya aku mencintaimu. Memang benar, cita-citaku adalah menjadi suamimu (yang mengecup keningmu, ketika kebetulan aku terbangun lebih dulu). Tapi tidak semata karena itu. Aku mencintaimu, karena aku ingin mencintaimu. Seperti itu.”
Lenang Manggala, Perempuan Dalam Hujan: Sealbum Puisigrafi  



Terimakasih telah membaca postingan ini. Semoga bermanfaat dan suka!
Love, Anya.

Ditulis pada 21 Desember 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar